Beranda | Artikel
Antara Doa dan Takdir - Kajian Kitab Ad-Daa Wa Ad-Dawaa (Ustadz Mahfudz Umri, Lc.)
Senin, 16 April 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Mahfudz Umri

Antara Do’a dan Takdir merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Mahfudz Umri, Lc  dalam pembahasan Kitab Ad-Daa’ Wa Ad-Dawaa’ karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Kajian ini disampaikan pada 15 Rajab 1439 H / 01 April 2018 M.

Status program kajian kitab Ad-Daa` wa Ad-Dawaa`: Aktif إن شاء الله live setiap ahad sore Pukul 06:18 - 07:00 WIB dari Masjid Riyadhush Shalihin, Perumahan Mutiara Insani, Kelurahan Pedurenan, Mustika Jaya, Kota Bekasi.

Kajian Tentang Antara Do’a dan Takdir – Kajian Kitab Ad-Daa’ Wa Ad-Dawaa’

Diantara pertanyaan yang sangat terkenal yaitu, “sesuatu yang telah ditakdirkan pasti terjadi, lalu apakah seorang hamba itu perlu berdo’a atau tidak perlu? dan kalau memang yang diminta tidak ditakdirkan maka sama saja. Apakah seorang hamba tersebut berdo’a atau tidak maka tidak akan terjadi”. Inilah sebagian kelompok menyangka bahwa pertanyaan semacam ini benar sehingga mereka tidak berdo’a.

Orang yang meyakini bahwa pertanyaan di atas benar, maka dia akan meninggalkan do’a. Sementara jika kita melihat firman Allah subhanahu wa ta’ala.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ …

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. ..” (QS. Ghofir[40]: 60)

Kemudian orang yang meninggalkan dan mengatakan bahwa tidak ada manfaatnya berdo’a itu mereka akan mengatakan bahwa do’a tidak ada faidahnya sama sekali. Lalu dengan kebodohan dan kesesatan mereka, sebenarnya perkataan mereka itu sangatlah kontradiksi. Hal ini dikarenakan pendapat mereka merusak dan membatalkan semua sebab. Bertentangan dengan fakta yang ada. Maka ketika kita menanyakan kepada mereka, “apabila kenyang dan lepas dari haus telah ditakdirkan kepadamu, itu pasti terjadi bahwa kamu akan kenyang dan kamu tidak haus, lalu apakah kamu masih perlu makan atau tidak makan?”.

Atau juga dengan pernyataan, “kalau memang anak sudah ditakdirkan akan lahir, dan pasti akan ada anak, apakah kamu akan menggauli istrimu atau budakmu atau tidak?“. Pasti mereka akan memilih untuk menggauli istri mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa yang memberi anak memanglah Allah subhanahu wa ta’ala. Bukan hubungan suami istri. Hubungan suami istri hanya dijadikan sebab oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu apabila ada orang yang menafikkan sebab, maka dia telah jatuh kedalam kesesatan.

Dengarkan Penjelasan Lengkap dan Download MP3 Kajian Tentang Antara Do’a dan Takdir – Kajian Kitab Ad-Daa’ Wa Ad-Dawaa’


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30790-antara-doa-dan-takdir-kajian-kitab-ad-daa-wa-ad-dawaa-ustadz-mahfudz-umri-lc/